Jurusan Kesehatan Dan Pendidikan yang Menjamur

Facebook

Sponsor

Jurusan Kesehatan Dan Pendidikan yang Menjamur

Sabtu, 17 Maret 2012, 21.32.00
Ketika saya iseng jalan dari kota Blitar-rejotangan-ngunut-tulungagung.. saya terheran-heran karena di pinggiran jalan berderet-deret papan nama penyedia jasa kesehatan khususnya bidan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir tahun ini jurusan pendidikan dan kesehatan menjadi jurusan faforit bagi masyarakat. Mereka menganggap bila bersekolah di jurusan pendidikan dan kesehatan maka akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Semuanya berawal dari pikiran masyarakat yang melihat hidup seorang guru yang terlihat enak.. angkatan Pegawai Negerinya pun cukup banyak bila dibandingkan dengan jurusan lain . Begitu pula dengan jurusan kesehatan seperti perawat dan bidan. Selain itu mereka juga berfikir bila bersekolah di jurusan kesehatan mereka juga bisa buka praktek seperti bidan dan dokter... tentu ceperan yang di didapatkan dari hasil kerja praktek luarnya pun tidaklah sedikit. Begitu anggapan masyarakat secara umum.. kondisi inipun dimanfaatkan dengan baik oleh orang dan organisasi tertentu sehingga
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan(STIKes) pun bermunculan dan menjamur dimana2.. kita lihat di Kota Kediri saja bisa dihitung berapa buah sekolah kesehatan yang ada. lebih dari 5 buah. dan di tiap kota sekarang sudah ada STIKesnya.. bahkan di kota saya ada yang namanya SMK Kesehatan jurusan farmasi, perawat dan analis... saya juga tidak tahu pasti itu bagaimana kedudukannya dengan yang lulusan D1 atau D3 kesehatan (perawat/bidan). Maksudnya mereka perlu melanjutkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi seperti universitas atau dari SMK tersebut sudah bisa dikatakan mahir..


Tetapi dampak dari menjamurnya sekolah seperti ini tidak dibarengi dengan meluasnya lapangan kerja yang ada sehingga tidak sedikit mahasiswa yang menganggur dari jurusan pendidikan dan kesehatan.. sukuan guru (lulusan pendidikan) semakin merajalela.. dan lebih mengenaskannya lagi mereka benar2 mengabdi untuk negara (maksudnya bayarannya sangat kecil). Saya juga melihat tumpukan pelamar kerja dimana-mana (yang saya lihat di rumah sakit, secara saya juga termasuk salah satu yang berada di tumpukan tersebutJ).. hal seperti ini sepertinya perlu menjadi perhatian serius pemerintah bagaimana mengatasi masalah ini atau pendiri dan penerima mahasiswa baru agar tidak sembarangan menerima mahasiswa dan harus diperhitungkan lulusannya harus mampu bersaing di dunia kerja nanti, selain fresh graduate terserap dengan baeik dampak lainnya tentu saja kredibilitas universitas sangat bagus dalam mendidik mahasiswanya .. lulusan yang overload tentu saja akan menjadi masalah yang sangat besar, pengangguran dimana-mana yang seharusnya usia produktif 15-60 tahun harus bisa menghasilkan sesuatu dan berpenghasilan memadai...atau ini bukan termasuk salah satu masalah ya??

Melihat problem seperti ini, berbagai universitas pun mulai mencari solusi yang jitu, salah satunya universitas saya yang mulai 2 tahun lalu sangat menggalakkan program kewirausahaan. Diharapkan dengan program ini mahasiswa setelah lulus sudah punya pegangan, mandiri dan berdikari, tidak wira wiri cari kerja (wah.. kaya iklan di teve "daripada wira-wiri cari kerja mending wirausaha..). Tetapi Pemerintah juga harus ambil adil dalam mengatasi problematika ini. Perlu kebijakan yang bagus dan sesuai dengan kondisi masyarakat agar hal ini tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.. karena menjamurnya sekolah2 seperi ini harus dibarengi dengan skill yang bagus dan terlatih bagi lulusannya agar nantinya ketika lulus mereka percaya diri dan berhasil dalam persaingan kerja.. :D Gambatte kudasai!!

TerPopuler