Di depan salah satu lesehan di kota "Marmer" (foto: dok pribadi) |
Hari-hari setelah proyek itu selesai adalah hari-hari baru yang tidak lagi disibukan dengan pekerjaan. Mungkin akan terasa menyenangkan ketika tidak ada lagi deadline atau lembur. Tetapi tidak, tidak akan pernah terasa nyama bagi orang yang tidak memiliki rutinitas, anggap saja itu bernama pekerjaan.
Sepertinya pilihan itu sudah terasa akibatnya. Menjadi layaknya pemuda-pemudi setelah lulus kuliah yaitu ke sana ke mari mengantarkan seberkas lamaran. Itulah namanya mencari kerja, bukan membuat pekerjaan. Banyak pakar mengatakan seharusnya lulusan itu mampu untuk berwirausaha artinya tidak hanya mencari kerja tetapi juga mampu untuk membuat pekerjaan. Rasanya itu hanya omong kosong ketika pendidikan sebelumnya tidak mengajarkan. Tekad saja tidak cukup bukan, tetapi keingan pasti ada. Atau memang ini adalah turun temurun dan sebuah tradisi.
Memilih sebuah pekerjaan, tentu setiap orang punya alasan ketika memilih pekerjaan, itupun juga mampu memilih. Pasalnya tidak banyak pilihan pekerjaan di kota ini. Jadi kalau anggap saja banyak pilihan, alasan apa memilih salah satu jenis pekerjaan itu, tentunya akan beragam, apakah karena gaji yang besar atau yang lain.